Hasil laporan yang berjudul “Laporan Study Wisata Ke Pulau Bali” ini saya persembahkan Kepada :
2. Bapak Drs. Daryanto selaku Kepala SMA ........................
3. Orang tua atas dukungan moral dan material yang diberikan
4. Bapak/Ibu Guru yang mendampingi saya dan rombongan di Pulau Bali
5. Keluarga besar SMA .....................
6. Semua guru dan karyawan SMA .....................
7. Petugas perpustakaan SMA ......................
8. Biro “XYZ Tour” yang telah mengantar saya dan rombongan SMA ............... ke Pulau Bali.
9. Pembaca yang telah membaca laporan ini.
10. Hotel “Bali Kuta Resort” yang telah mengizinkan saya beserta rombongan menginap di Bali.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan perjalanan yang berjudul “Laporan Kegiatan Study Wisata ke Pulau Bali Tahun 2019” dengan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Daryanto sebagai Kepala SMA ...................
2. Orang tua atas dukungan moral dan material yang diberikan
3. Ibu ................ sebagai wali kelas
4. Bapak/Ibu Guru yang mendampingi saya dan rombongan di Pulau Bali
5. Teman-teman dan segala pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Tujuan pokok dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas XI ke kelas XII tahun ............... di SMA .............. Selain itu juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang objek-objek wisata di Pulau Bali dan sejarahnya.
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk menambah wawasan. Harapan kami dengan adanya penelitian ini adalah sebagai titik awal untuk menapaki kehidupan masa depan.
Saya juga menyadari banyak kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu saya membutuhkan saran untuk mengembangkan makalah saya ini agar menjadi lebih baik kepada semua pihak yang telah bekerja keras sesuai dengan kapasitasnya masing-masing disertai dedikasi tinggi dan hati yang ikhlas untuk menyelesaikan makalah ini, saya sampaikan terima kasih.
..........., .................
................................
G. Letak Geografis Pulau Bali
A. Perjalanan dan Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara tentang system pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental melingkupinya yang notabane membutuhkan upaya-upaya untuk memecahakan pendidikan tersebut.
Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki objek wisata yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Disana terdapat budaya yang begitu kental dan melekat pada masyarakatnya. Banyak budaya Bali yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia, beberapa diantaranya yaitu Tari Pendet, Tari Kecak, Subak (sistem terasering pada sawah), dan masih banyak lagi.
Sehubungan dengan outing class, saya ditugaskan untuk membuat laporan perjalanan mengenai objek-objek wisata dan kebudayaan Bali yang telah di kunjungi. Dalam pembuatan laporan ini kami memerlukan data-data yang akurat, dimana data tersebut saya mencari dari berbagai sumber.
B.
Tujuan Penulisan
1. Syarat Untuk Mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas Kelas XI Semester Genap
2. Meningkatkan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang telah di berikan.
3. Memberikan berbagai pengalaman selama mengikuti Outing Class kepada para paya pembaca.
4. Menambah wawasan mengenai wisata, adat dan kebudayaan di Bali
5. Mengasah kemampuan menulis laporan perjalanan secara sistematis.
C.
Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang di tempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode yang menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode yang berkaitan dengan laporan perjalanan dapat diartikan sebagai cara kerja untuk menulis laporan perjalanan.
D.
Sistematika Penyusunan
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Metode
D.
Sistematika Penulisan
BAB II. ISI
A.
Perjalanan dan Kegiatan
B.
Objek Wisata
C.
Kebudayaan Bali
D.
Pusat Oleh-Oleh
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pulau Bali
B.
Sejarah Bali
C.
Letak Geografis Pulau Bali
D.
Kebudayaan Bali
BAB IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pulau Bali
Bali adalah sebuah provinsi dari Republik Indonesia yang terletak diantara pulau Jawa dan pulau Lombok, pulau Bali juga terkenal dengan sebutan Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura dan Bali Dwipa.
Bali juga mempunyai beberapa pulau kecil yang termasuk dalam wilayah provinsi Bali, diantaranya adalah pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan, Pulau Ceningan, pulau Serangan, dan pulau Menjangan. Ibukota dari provinsi Bali adalah Denpasar yang terletak di sebelah selatan dari pulau Bali,
Bali sangat terkenal diseluruh Indonesia dan bahkan di seluruh dunia sebagai daerah atau tujuan wisata dunia dengan seni dan kebudayaannya yang unik disertai dengan pemandangan alam dan laut yang indah.
Pulau dewata adalah tempat yang sangat baik untuk liburan keluarga ataupun untuk berbulan madu yang dilengkapi dengan fasilitas ataupun akomodasi tingkat dunia (world class), dan juga Bali memiliki banyak objek wisata yang terkenal di dunia yang menarik untuk dikunjungi.
B.
Sejarah Bali
Bali telah dihuni oleh bangsa Austronesia sekitar tahun 2000 sebelum Masehi yang bermigrasi dan berasal dari Taiwan melalui Maritime Asia Tenggara. Budaya dan bahasa dari orang Bali demikian erat kaitannya dengan orang-orang dari kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Oseania. Alat-alat batu yang berasal dari saat itu telah ditemukan di dekat desa Cekikdi sebelah barat pulau Bali.
Pada masa Bali kuno, terdapat sembilan sekte Hindu yaitu Pasupata, Bhairawa, Siwa Shidanta, Waisnawa, Bodha, Brahma, Resi, Sora dan Ganapatya. Setiap sekte menghormati dewa tertentu sebagai Ketuhanan pribadinya. Budaya Bali sangat dipengaruhi oleh budaya India, Cina, dan khususnya Hindu, mulai sekitar abad 1 Masehi.
Nama Bali Dwipa ("pulau Bali") telah ditemukan dari berbagai prasasti, termasuk pilar prasasti Blanjong yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 914 Masehi yang menyebutkan "Walidwipa".
Pada masa itu sistem irigasi Subak yang kompleks sudah dikembangkan untuk menanam padi. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya masih ada sampai saat ini dan dapat ditelusuri kembali pada masa itu. Kerajaan Hindu Majapahit (1293-1520 Masehi) di Jawa Timur mendirikan sebuah koloni di Bali pada tahun 1343.
Ketika masa kejayaan sudah menurun, ada eksodus besar-besaran dari intelektual, seniman, pendeta, dan musisi dari Jawa ke Bali pada abad ke-15. Kontak dari bangsa Eropa pertama kali dengan Bali diperkirakan telah terjadi pada tahun 1585 ketika sebuah kapal Portugis kandas di lepas Semenanjung Bukit dan meninggalkan beberapa orang Portugis dalam pelayanan Dewa Agung.
Pada tahun 1597 penjelajah Belanda yang bernama Cornelis de Houtman tiba di Bali dan dengan pembentukan Perusahaan India Timur Belanda pada tahun 1602, sebuah tempat didirikan untuk mengontrol kolonial dan dua setengah abad kemudian ketika pengontrolan dari pihak Belanda diperluas di seluruh Indonesia, kontrol politik dan ekonomi Belanda atas Bali dimulai pada tahun 1840-an di pantai utara pulau Bali, ketika itu Belanda mengadu domba antara kerajaan-kerajaan di Bali agar tidak percaya terhadap satu sama lain dan pada akhir 1890-an, perjuangan antara kerajaan Bali di selatan pulau Bali itu dimanfaatkan oleh Belanda untuk meningkatkan kendali mereka.
Belanda melakukan serangan angkatan laut dan darat besar-besaran di wilayah Sanur pada tahun 1906 dan bertemu dengan ribuan anggota keluarga kerajaan dan para pengikut mereka yang berjuang melawan pasukan Belanda dengan serangan defensif bunuh diri (puputan) yang dilakukan oleh anggota keluarga kerajaan dan ribuan pengikut mereka daripada menghadapi penghinaan menyerah dari Belanda.
Sekitar lebih dari 1.000 orang Bali meninggal pada saat itu melawan penjajah. Dalam intervensi Belanda di Bali pada tahun 1908, pembantaian serupa terjadi dalam menghadapi serangan Belanda di Klungkung. Setelah itu gubernur Belanda mampu melakukan kontrol administratif atas pulau Bali, tetapi kontrol lokal atas agama dan budaya umumnya tetap utuh.
Pada tahun 1930-an, antropolog Margaret Meaddan Gregory Bateson, dan seniman Miguel Covarrubias dan Walter Spies, dan musikolog Colin McPhee menciptakan citra barat tentang Bali sebagai "tanah terpesona yang damai dengan diri mereka sendiri dan alam", dan pariwisata Barat pertama kali dikembangkan di pulau Bali pada saat itu. Imperial Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II.
Pulau Bali awalnya bukan target dalam Kampanye Hindia Belanda mereka, tetapi karena lapangan terbang di Kalimantan yang tidak beroperasi karena hujan lebat tentara Kekaisaran Jepang memutuskan untuk menduduki Bali, yang tidak memiliki cuaca yang sebanding seperti Kalimantan.
Pulau Bali pada saat itu tidak memiliki tentara Royal Netherlands East Indies Army (KNIL), yang ada hanyalah Native Auxiliary Corps Prajoda (Korps Prajoda) yang terdiri dari sekitar 600 tentara asli dan beberapa petugas Belanda KNIL di bawah komando Letkol KNIL WP Roodenburg. Pada tanggal 19 Februari 1942 pasukan Jepang mendarat di dekat Sanur.
Pulau Bali cepat dikuasai oleh Jepang, selama pendudukan Jepang perwira militer Bali I Gusti Ngurah Rai, membentuk Bali 'bebas tentara'. Kurangnya perubahan kelembagaan dari waktu pemerintahan Belanda dan kerasnya permintaan resmi perang membuat pemerintahan Jepang sedikit lebih baik dari Belanda. Setelah Jepang menyerah di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda kembali ke Indonesia termasuk Bali dan segera ingin mengembalikan administrasi sebelum perang kolonial mereka.
Hal ini ditentang oleh para pemberontak Bali yang pada saat itu sudah menggunakan senjata dari Jepang. Pada tanggal 20 November 1946, Pertempuran terjadi di Marga Tabanan di Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, saat itu berusia 29 tahun, akhirnya membawa pasukannya ke Marga Rana, di mana mereka membuat serangan bunuh diri ke pihak Belanda yang bersenjata. Pasukan batalion Bali seluruhnya dihapus oleh Belanda, menghancurkan perlawanan terakhir dari perlawanan militer Bali.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah administratif dari negara bagian yang baru diproklamasikan oleh Indonesia Timur, lawan dari negara Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dipimpin oleh Soekarno dan Hatta. Bali masuk dalam "Republik Indonesia" ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949.
C. Letak Geografis Pulau Bali
Pulau Bali terletak kira-kira 3.2 km di sebelah timur pulau Jawa, dan kira-kira 8 derajat sebelah selatan khatulistiwa. Pulau Bali dan Jawa dipisahkan oleh Selat Bali. Dari timur ke barat memiliki panjang sekitar 153 km dan mempunyai lebar dari utara ke selatan sekitar 112 km, total luas pulau Bali adalah 5,632 km².
Pegunungan yang ada di bagian tengah pulau Bali memiliki beberapa puncak yang memiliki ketinggian lebih dari 3.000 meter dari permukaan laut. puncak yang tertinggi adalah Gunung Agung (3.142 meter), yang dikenal sebagai "gunung ibu" yang merupakan gunung berapi yang sudah tidak aktif.
Alam vulkanik Bali telah memberikan kontribusi untuk kesuburan yang luar biasa dan pegunungan tinggi yang menyediakan curah hujan tinggi yang mendukung sektor pertanian yang sangat produktif. Di sebelah selatan area pegunungan adalah daerah yang sangat luas, dari lereng pegunungan terus turun sampai daerah pantai di mana sebagian besar tanaman padi tumbuh dan berkembang besar di Bali.
Di sisi utara lereng pegunungan memiliki daerah yang lebih curam ke laut dan merupakan daerah penghasil kopi utama di Bali dan juga sayur-sayuran ataupun ternak. Sungai terpanjang di Bali adalah sungai Ayung, mengalir ke laut sekitar 75 km.
Pulau Dewata dikelilingi oleh laut yang banyak terdapat terumbu karang. Pantai di selatan cenderung memiliki pasir putih sementara yang di utara dan barat memiliki pasir hitam. Bali tidak memiliki saluran air besar, meskipun sungai Ho dilewati oleh kapal dengan sampan kecil.
Pantai yang berpasir hitam antara pantai Pasut dan pantai Klating dukuh sedang dikembangkan oleh pemerintah Bali untuk pariwisata, tetapi selain dari pura yang ada di pantai Tanah Lot, pantai-pantai yang ber-pasir hitam lainnya belum digunakan untuk pariwisata secara signifikan.
Kota terbesar yang ada di Bali dan sekaligus merupakan ibukota provinsi Bali adalah Kota Denpasar, dekat dengan daerah pantai selatan. Populasinya adalah sekitar 491.500 jiwa (2002). Kota terbesar kedua di Bali adalah ibu kota kolonial tua yaitu Singaraja, yang terletak di pantai utara dan memiliki penduduk sekitar 100.000 orang.
Kota/Daerah penting lainnya yang termasuk resor pantai adalah Kuta, yang bisa dibilang bagian dari kawasan perkotaan Denpasar, dan Ubud yang terletak di utara Denpasar yang merupakan pusat budaya di pulau Bali.
Tiga pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung yaitu pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan dan pulau Nusa Ceningan. Pulau-pulau tersebut terpisahkan dari pulau Bali oleh Selat Badung.
Di sebelah timur terdapat Selat Lombok yang memisahkan Bali dari Lombok dan menandai divisi biogeografis antara fauna dari ecozone Indomalayan dan fauna khas yang berbeda dari Australasia. Transisi ini dikenal sebagai Garis Wallace (Wallace Line), yang diambil dari nama Alfred Russel Wallace yang pertama kali mengusulkan zona transisi antara dua bioma utama ini.
Ketika permukaan air laut turun selama zaman es Pleistosen, Bali terhubung dengan Jawa dan Sumatra dan daratan utama Asia dan membagikan fauna Asia, tapi air yang dalam dari Selat Lombok terus menjaga Lombok dan daerah Sunda Nusantara yang lebih rendah terisolasi.
D. Kebudayaan Bali
1. Sistem Kepercayaan
Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragam, masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanta satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang meciptakan), Wisnu (yang melindungi dan memelihara) dan Siwa (yang merusak).
Selain itu, masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yang lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti Dewa Wahyu (dewa angin) dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (Moksa), semua ajaran-ajaran ittu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakuka persmebahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga.
Di Bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang mesing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai dengan perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalnya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak dikuburkan melainkan dibakar.
Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebelum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakkan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran.
Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran.
Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus. Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara Hari Raya Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari Raya Galungan, dan lainnya.
2. Sistem Kesenian
Sistem kesenian di Bali anatara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat Bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong, Tari Kecak, Tari Barong sangat disukai oleh wisatawan. Tari Legong merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari kecak mengisahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di Bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Balai Bangong yaitu tempat peristitahatan raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masuk untuk upacara keluarga.
Pakaian adat bali pria adalah ikat kepala (destar) kain songket Saput dan sebilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang serta memakai hiasan bungan emas dan bunga kamboja.
3. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia, demikian juga dengan masyarakat Bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipengaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau warga antara warga yang dianggap sederajat dalam kasta.
Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (maka dengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana.
Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di Bali dapat memperoleh seorang istri dnegan dua cara yaitu cara meminang kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis. Kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di Bali.
Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada keluarga si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk dikawinkan.
Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda ke rumah orang tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelah menikah biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetapi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. Sebaliknya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.
BAB III
ISI
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Pulau Bali atau yang juga dikenal sebagai Pulau Dewata ini adalah salah satu tujuan wisata yang paling popular di Indonesia bahkan mancanegara. Pulau ini memiliki pesona keindahan alam dan keunikan yang luar biasa. Tidak hanya itu, kekentalan adat istiadat dan kebudayaan pulau Bali menajdi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
A.
Perjalanan dan Kegiatan
Selasa, tgl ...........
1.
09.00 WIB
Berangkat dari SMA ...............
2.
11.00 WIB
Makan siang dan sholat
3.
13.00 WIB
Melanjutkan perjalanan
4.
18.00 WIB
Makan malam di Restorant lokal
5.
18.30 WIB
Sholat magrib dan isya’
6.
19.00 WIB
Melanjutkan perjalanan
7.
22.30 WIB
Tiba di Penyebrangan
Rabu, tgl .................
8.
01.00 WITA
Tiba di Gilimanuk, dan melanjutkan perjalanan
9.
02.30 WITA
Istirahat Transit dan bersih-bersih diri
10.
05.30 WITA
Makan Pagi
11.
07.15 WITA
Melanjutkan perjalanan
12.
09.15 WITA
Kunjungan Di Pura Ulundanu Bedugul dan Danau Beratan
13.
11.00 WITA
Makan siang, sholat zhuhur dan Ashar
14.
12.20 WITA
Melanjutkan perjalanan
15.
13.00 WITA
Kunjungan di Joger Luwus
16.
14.50 WITA
Melanjutkan perjalanan
17.
15.30 WITA
Kunjungan Ke Kuta Beach
18.
17.30 WITA
Melanjutkan perjalanan
19.
18.00 WITA
Check In Hotel Bali Kuta Resort malam ke 1
20.
19.00 WITA
Makan malam di Hotel Bali Kuta Resort
21.
20.00 WITA
Free program & istirahat di Hotel
Kamis, tgl ..............
22.
04.00 WITA
Sholat subuh
23.
06.00 WITA
Sarapan Pagi di Hotel Bali Kuta Resort
24.
08.00 WITA
Kunjungan Budaya Pementasan Tari Barong dan Keris
25
11.00 WITA
Melanjutkan perjalanan
26.
11.30 WITA
Kunjungan ke Pantai Sanur
27.
12.10 WITA
Makan Siang, Sholat zhuhur & Ashar
28.
12.40 WITA
Melanjutkan perjalanan
29.
13.00 WITA
Kunjungan ke Braja Sandhi
30.
13.40 WITA
Melanjutkan perjalanan
31.
14.00 WITA
Kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana
32.
15.45 WITA
Melanjutkan perjalanan
33.
16.10 WITA
Kunjungan ke Pantai Pandawa
34.
18.00 WITA
Melanjutkan perjalanan
35.
19.30 WITA
Makan malam
36.
20.00 WITA
Belanja di Karang Kurnia
37.
21.45 WITA
Free program & istirahat di Hotel
Sholat Magrib dan Isya
Jum’at, 15 Februari 2019
38.
04.00 WITA
Sholat Subuh
39.
06.00 WITA
Sarapan Pagi di Hotel Bali Kuta Resort dan Check Out dari Hotel
40.
09.30 WITA
Kunjungan di Pura Luhur Tanah Lot Tabanan
41.
10.30 WITA
melanjutkan Perjalanan
42.
12.00 WITA
Sholat Jum’at di Bali
43.
12.20 WITA
Makan Siang, Sholat Zhuhur dan Ashar
44.
13.10 WITA
melanjutkan Perjalanan
45.
14.00 WITA
Penyebrangan Gilimanuk - Ketapang
46.
19.30 WIB
Makan malam, Sholat Magrib dan Isya
47.
20.15 WIB
melanjutkan Perjalanan
Sabtu, tgl .................
48.
02.00 WIB
Tiba di kota asal
B.
Objek Wisata Di Bali
1.
Pura Ulundanu Bedugul
a)
Legenda
Bedugul adalah objek wisata Bali yang terletak di perbukitan dengan cuaca yang sangat sejuk dimana di bedugul juga terdapat sebuah danau yang bernama danau beratan.Di Objek wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama pura di Ulun Danu yang terletak di pinggir danau beratan. Pura Ulun Danu di percaya sebagai tempat bersemayaman Dewi Sri atau Dewi Kesuburan.
Ada beberapa cerita yang menyebutkan mengenai sejarah asal usul nama tempat wisata ini sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul diambil dari 2 kata yaitu Bedug karena adanya kelompok masyarakat muslim di sekitar bedugul dan Kul dari kul-kul yang merupakan alat komunikasi tradisional masyarakat Bali yang fungsinya hamper sama seperti kentongan.
Penggabungan kedua kedua kata itulah yang kemudian menjadikan nama daerah ini disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan.
Itulah beberapa versi penamaan tempat wisata Bedugul. Di Bedugul ada sebuah mesjid yang telah berusia tua yang bernama Mesjid Besar Al-Hidayah. Mesjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan. Di daerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran.
Disekitar tempat wisata Bedugul banyak ditemui mesjid-mesjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu khawatir saat akan menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat wisata juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain, Pura Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
b) Lokasi
Objek wisata Bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti kabupaten Tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara dari ibukota provinsi Baliyaitu Kota Denpasar.
Tempat wisata Bedugul berada di daratan tinggi, di tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau Beratan terletak di ketinggian 1250 meter diatas permukaan laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius.
Bukan hanya Danau Bearatn, disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah pura yang dikenal dengan sebutan Pura Ulun Danu.
2. Danau Beratan
Danau Beratan atau juga disebut Danau Bratan terletak di kawasan Bedugul, desa Candi kuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Kurang lebih 55 km dari kota Denpasar. Danau Beratan berada di ketinggian lebih kurang 1240 m diatas permukaan air laut.
Temperature di kawasan Danau Beratan (area Bedugul) kurang lebih 18 derajat Celcius pada malam hari dan lebih kurang 24 derajat Celcius pada siang hari. Danau Beratan mempunyai luas kira-kira 375,6 hektar dengan kedalaman antara 22-48 meter dan luas keliling kurang lebih 12 km.
danau Beratan adalah danau terluas dan terbesar kedua setelah Danau Batur di Bali, yang berfungsi sangat penting sebagai sumber utama irigasi pada daerah yang berada di bagian tengah pulau Bali.
Danau Beratan adalah salah satu dari 20 danau terbaik dan terindah di dunia (The World’s 20 Most Beautiful Lake, sumber : www.huffingtonpost.com). Danau beratan sangat dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan mancanegara maupun domestik.
Segarnya udara pegunungan dengan pemandangan danau, pura dan gunung yang indah dan jauh dari kebisingan kota membuat tempat ini menjadi tempat wisata favorit dan objek wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi selama liburan di Pulau Bali.
Di kawasan danau juga di fasilitasi dengan akomodasi yang memadai seperti hotel, villa, restoran untuk kenyamanan pengunjung. Bagi anda yang suka dengan wisata ar, di kawasan danau beratan juga terdapat permainan air seperti parasailing, bermain kano ataupun jetski.
Pada bagian timur dari danau beratan terdapat sebuah gunung yang disebut gunung Catur (orang Bali menyebutnya Puncak Mangu) sebagai tempat yang sangat bagus untuk hiking, dan tidak jauh dari kawasan danau juga terdapat tempat wisata yang menarik lainnya seperti Kebu Raya Eka Karya Bedugul, Pasar buah, dan sayur-sayuran Bedugul, dan ada juga Danau Buyan dan danau Tamblingan.
3. Pantai Kuta
a) Sejarah
Sebulum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Dimana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19. Mads Lange, seseorang pedagang Denmark, dating ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang beisi ajaran kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat pemandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, Pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo Ocean Beach Club, kamasutra adalah beberapa Club paling ramai di sepanjang Pantai Kuta.
b) Lokasi
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebela selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. kuta terletak di Kabupaten Badung. Di daerah iini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai Pantai Matahari terbenam (Sunset Beach) sebagai lawan dari pantai sanur.
4. Museum Braja sandhi
a) Sejarah
Museum Perjuangan Rakyat Bali (Braja Sandhi) tercetus pada tahun 1980 yang berawal dari ide Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu adalah Gubernur Bali. Ia mencetuskan ide awalnya tentang museum dan monument untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981, diadakan sayembara desain monument, yang dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, dia adalah seorang mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun pembangunan monument selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monument selesai setahun kemudian, pengisian diorama dan penataan lingkungan monument dilakukan pada bulan September 2002, SK Gubernur Bali tentang penunjukkan kepala UPTD Monumen dilaksanakan.
Dan akhirnya, pada tanggal 1 Agustus 2004, pelayanan kepada masyarakat dibuka sacara umum, setelah sebelumnya pada bulan juni 2003 peresmian monumen dilakukan oleh Presiden RI pada saat itu, yaitu Ibu Megawati Soekarnoputri.
Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambing pesemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambing semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pitu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monument, dan yang menjulang setinggi 45 meter.
Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Mandara Giri oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan. Dinamakan Museum Braja Sandhi karena bahwa kata “Braja” merupakan symbol dari keharmoonisan kehidupan antara penganut Hindu dan Budha dimana simbol Siwa berada di moncong atas Braja, sedangkan di bagian bawah yang menyerupai bangunan Borobudur merupakan simbol Budha.
Selain itu, pemberian nama “Braja Sandhi” juga dikarenakan bentuk monument yang menyerupai “Bajra” atau “Genta” yang digunakan oleh para Pendeta Hindu dalam mengucapkan Weda (Mantra) pada saat upacara keagamaan.
Eksterior dari Monumen Braja Sandhi kaya akan ornament khas Bali yang sarat dengan makna filosofi ajaran Hindu. Monument Braja Sandhi dilengkapi dengan museum yang dimanfaatkan sebagai wisata pengetahuan sejarah bagi para pengunjung. Monument Braja Sandhi dibuat sebagai Monumen Perjuangan Rakyat Bali dan merupakan perwujudan sikap rakyat Bali dalam melawan para penjajah.
b) Lokasi
Letak monument tersebut sangat strategis sebab berada persis di depan Kantor Gubernur Bali atau tepatnya di Lpangan Niti Mandala Renon Denpasar. luas bangunan monument itu adalah 4.900 m2 ( 70 m x 70 m) dan luas tanah 138.830 m2.
5. Pantai Sanur
a) Sejarah
Pantai Sanur merupakan salah satu pantai di Pulau Bali yang menarik untuk dikunjungi. Keindahan panorama alamnya membuat Pantai Sanur terkenal bahkan sejak jaman dahulu. Dalam sejarah Bali kuno, Pantai Sanur telah dikenal sebagai pantai yang indah, hal itu nampak dalam Prasasti Raja Kasari Warmadewa, seorang raja yang berkeraton di Singhadwala pada tahun 917 M. Sekarang, prasasti tersebut terdapat di daerah Blanjong, bagian selatan Pantai Sanur.Pada masa kolonial Belanda,
Pantai Sanur terkenal sebagai lokasi pendaratan bala tentara Belanda ketika akan menyerang Kerajaan Badung yang dianggap membangkang pada pemerintah kolonial. Perang yang terjadi pada tanggal 18 November 1906 itu kemudian dikenal sebagai Puputan Badung, yaitu semangat perang sampai mati yang dipraktekkan oleh Raja Badung dan pengikut-pengikutnya.
Dari segi pariwisata, Pantai Sanur mulai dikenalkan ke dunia internasional oleh A. J. Le Mayeur, seorang pelukis dari Belgia yang datang ke Bali pada tahun 1932. Melihat daya tarik Pantai Sanur yang sangat indah, maka Le Mayeur memutuskan untuk menetap di Sanur dengan mendirikan sanggar melukis.
Le Mayeur kemudian menikah dengan gadis Bali bernama Ni Nyoman Pollok, seorang penari Legong yang terkenal dan merupakan salah satu model lukisannya. Melalui lukisan Le Mayeur, Pantai Sanur mulai dikenal oleh dunia internasional. Saat ini, sanggar lukis tersebut telah menjadi Museum Le Mayeur dan dapat dikunjungi oleh publik. Museum Le Mayeur berada dalam area wisata Pantai Sanur.
Tahun 1958 A. J. Le Mayeur meninggal dan pada tahun 1985 Nyi Nyoman Polok juga meninggal. Pnatai Sanur terkenal dengan matahari terbitnya (Sunrice Beach)¬. Menurut orang-orang Pantai Sanur adalah tempat suci Nyi Roro Kidul dan akhirnya Pantai Sanur menjadi slah satu objek wisatadi Pulau Bali yang terkenal di dunia.
b) Lokasi
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau Bali. Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur Kota Denpasar, Bali. Sanur berada di kotamadya Denpasar.
6. Garuda Wisnu Kencana
a) Sejarah
Pembangunan tempat wisata di Bali Garuda wisnu Kencana (GWK) di prakarsai oleh Yayasan Garuda Wisanu Kencana pada tahun 1992. Pembangunan GWK di Bali dengan tujuan menjadikan tempat wisata GWK Bali Landmark dari tempat wisata budaya yang terkenal ke mancanegara. Salah satu pendiri dari Yayasan Garuda Wisanu Kencana adalah I Nyoman Nuarta yang juga konseptor dan arsitek patung Garuda Wisanu Kencana.
Untuk mendapatkan lokasi yang cocok untuk sebuah proyek besar seperti pembangunan Garuda Wisanu Kencana, bukanlah tugas yang mudah. Yayasan Garuda Wisanu Kencana setelah menyelesaikan konsep dari proyek, memerlukan waktu dua tahun untuk mendapatkan lokasi untuk patung Garuda Wisanu Kencana yang sempurna. Sebelum adanya pembangunan dari GWK Bali, lokasi yang berada di bukit Ungasan ini, digunakan sebagai tempat penambangan batu kapur.
Yayasan Garuda Wisanu Kencana menunjuk I Nyoman Nuarta sebagai pematung utama dalam pryek GWK Bali, karena I Nyoman Nuarta merupakan salah satu pematung modern terbaik Indonesia. Pada tahun 2013, manajemen kepemilikan dari GWK Bali di ambil alih oleh PT Alam Sutera Realty Indonesia, salah satu perusahaan pengembang properti di Indonesia.
b) Lokasi
Taman Budaya Garuda Wisanu Kencana ini berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut, di daerah perbukitan batu kapur dan cadas, tepatnya atas bukit Pecatu Nusa Dua, Kabupaten Badung kira-kira 40 km sebelah selatan kota Denpasar, Bali kira-kira 30 m3enit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai, bila menggunakan kendaraan bermotor.
7. Pantai Pandawa
a) Sejarah
Pantai Pandawa, pantai yang berpasir putih yang terletak di Bali bagian selatan dengan pemandangan indah yang di sajikan di atas tebing kapur serta akan dijamu oleh patung dari pandawa lima, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Awalnya Pantai Pandawa dikenal oleh penduduk sekitarnya adalah sebuah pantai yang bernama Pantai Melasti. Lokasinya sangat tersembunyi, berada di balik sebuah bukit tebing yang besar, sehingga sangat sulit mengakses tempat ini.
Jika ingin berkunjung ke sana, dulu setiap orang harus menuruni tebing batu kapur yang curam, sehingga sangat menyulitkan sekali. Setelah itu, masyarakat desa kutuh berinisiatif untuk membuka kampung halamannya dari dunia luar dan membuka keterasingan daerah mereka dengan cara memecah tebing batu untuk membuat jalan akses.
Dimulailah usaha membelah tebing tersebut pada tahun 1997. Dengan pengorbanan biaya dan waktu yang tidak sedikit serta perlu kesabaran yang lama. Di tahun 2010, Tebing kapur besar yang selama ini menjadi penghalang menuju kampong mereka, kini telah berhasil dibelah dan sudah ada jalan di tengahnya. Dan tepatnya pada tanggal 27 Desember2012, akhirnya Pantai Melasti ini pun ditetapkanlah dan dirubah namanya menjadi Pantai Pandawa.
Mayoritas masyarakat Pulau Bali adalah beragama Hindu, dan mereka sangat kuat menjalankan semua ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk warga sekitar pantai ini, kisah perjuangan mereka membuka kampong dengan cara membelah tebing itu ternyata terinspirasi dari kisah Panca Pandawa.
Sejarah Pantai Pandawa Bali ini sangat mirip dengan salah satu kisah dalam Epos Mahabharata, diceritakan kehidupan Sang Panca Pandawa ynag di kurung di dalam goa Gala-Gala. Sampai akhirnya keluarga Pandawa membuat sebuah terowongan yang memungkinkan keluarga Pandawa bisa menyelamatkan diri, Panca Pandawa membuka suatu kawasan hutan belantara yang sangat angker sebagai daerah kekuasaan, berkat kerja keras dan dukungan dari seluruh pengikutnya, Panca Pandawa dapat membangun kerajaan Amertha yang dipimpin oleh Raja Yudhistira.
b) Lokasi
Pantai Pandawa Bali adalah salah satu kawasan objek wisata yang berada di Bali tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten Badung. Pantai Pandawa juga sering dikenal dengan nama Patai Kutuh dan kadang juga sering disebut sebagai Pantai rahasia (Secret Beach) karena letaknya berada dibelakang tebing.
8. Tanah Lot
a) Sejarah
Tanah Lot adalah beuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing miring dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bandesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Niartha.
Bandesa Beraben menyuruh Danghyang Niartha meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura.
Ular ini masih ada sampai sekarang dan secra ilmiah ular ini termasuk jenis ularlaut yang mempunyaii cirri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan memounyai racun 3 kali lebih kuat dari ular dari ular kobra. Akhir dari sejarah menyebutkan pengikut Danghyang Nirarta
b) Lokasi
Objek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban kecamatan Kediri kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan terbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot tekenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset). Turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
c) Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan, yaitu tepatnya pada Hari Suci Budha Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura ini.
9. Tari Barong dan Keris
• Tari Barong
Tari barong adalah salah satu diantara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Tari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor.
Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya, ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. Keket oleh orang Bali dianggap sebagai raja hutan yang disebut pula dengan nama Banaspati Raja.
Tarian ini merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis.Diduga kata barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung.
Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel.
Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh dua orang. Ketika tiba disana masing –masing pengunjung diberi lembaran terjemahan bahasa yang isinya inti dari tari barong. Tari barong mengambarkan pertarungan antara “kebajikan” melawan “kebatilan” dan ragda adalah yang maha dasyat mengambarkan “kebatilan” cerita tari barong diceritakan sebagai berikut.
Gending pembukaan.
Barong dan kera berada di dalam hutan yang lebat,kemudian dating tiga orang bertopeng yang mengambarkan sedang berbuat keributan dan merusak ketenangan di hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.
1. Babak Pertama
Dua orang muncul dan mereka adalah pengikut-pengikut rangda yang sedang mencari pengikut-pengikut dewi kunti yang sedang dalam perjalanan untu menemui patihnya.
2. Babak Kedua
Pengikut-pengikut dewi kunti tiba. Salah seorang pengikut rangda berubah menjadi setan. (semacam rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut dewi kunti yang menyebabkan mereka menjadi marah. Keduanya menemui patih bersama-sama menghadap dewi kunthi.
3. Babak Ketiga
Munculah Dewi kunthi bersama anaknya sadewa dan dewi kunthi telah benjanji kepada rangda untuk menyerahkan sadewa sebagai korban. Sebenernya dewi kunthi tidak sampai hati mengorbankan anaknya sadewa kepada rangda.
Tetapi setan(semacam rangda) memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan dewi kunthi bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang sadewa ke dalam hutan. Dan patih inipun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan kedalam hutan dan mengikatnya di muka istana sang rangda.
4. Babak Keempat
Turunlah dewa siwa dan memberikan keabadian kepada sadewa dan keabadaian itu tidak diketahui oleh rangda, untuk mengkoyak-koyak dan membunuh sadewa tetapi tidak dapat dibunihnya karena kekebalan yang dianugerahi oleh dewa siwa. Rangda menyerah kepada sadewa dan memohon untuk bis diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga, permintaan inipun dipenuhi oleh sadewa dan sang rangda mendapat sorga.
5. Babak Kelima
Kalika adalah pengikut rangda menghadap sadewa, pendekar ini menimbulkan perkelahian, dan kalika berubah menjadi seekor babi hutan dan didalamnya pertarungan itu antara sadewa dengan babi hutan sadewa mendapat kemenangan itu, dan babi hutan menjadi burung tapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya kalika (burung) berubah lagi menjadi rangda.
Oleh karena saktinya randa ini maka sadewa tidak dapat mengalahkannya dan akhirnya sadewa berubah menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarunga antara rangda dengan barong ini tidak ada yang menan dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi kebajikan melawan kebatilan. Kemudian muncullah pengikut-pengikut barong masing –masing dengan kerisnya hendak menolong barong dalam pertarungan melawan rangda.
C. Pusat Oleh-Oleh
1. Teman Joger
Joger merupakan salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi ditelinga bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke Pulau Bali. Produk jogger hanya dapat diperoleh dari pabrik/pusat penjualan produk jogger langsung.
Bangunan Teman Joger di sini cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia tempat penitipan barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa Koran / majalah lokal, dan internasional.
Selama ini Joger sangat identik dengan T-shirt / kaos khas Bali dengan kata-katanya yang unik dan nyeleneh, tapi sebenernya masih banyak lagi produk Joger yang biasa dijadikan buah tangan untuk sanak saudara di rumah. Seperti sandal dengan desainnya yang simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka pernak-pernik cinderamata lainnya.
a. Sejarah
Joger merupakan kependekan dari nama pemilik toko ini yaitu Joseph Theodorus Wulianadi dengan sahabatnya yang berasal dari Jerman yaitu Gerhard yang memberinya modal usaha.
Pak Joger yang merupakan adik kandung Jaya Suprana direktur Jamu Jago ini merupakan pemilik CV Wira’s Garment Melaria Soraya yang memproduksi kaos-kaos dan pernak-pernik khas Joger dan Jok Mah Li (Pojok mahal sekali yaitu barang-barang luar negeri yang dijual dengan harga miring).
Barang-barang yang dijual ditokonya ada sekitar 10.000 macam. Gerainya selalu penuh dengan wisatawan yang dengan bangga memakai kaos-kaos yang bertuliskan kata-kata “bijak” ciptaan pak jogger diantaranya : “Belanja tidak belanja tetap thank you”.
b. Lokasi
Teman Joger dibangun di desa Luwus, di tepi Jalan Raya Luwus, Bedugul.
2. Karang kurnia
Karang Kurnia adalah pusat oleh-oleh di pulau Bali yang didirikan oleh I gede Wireyasa di Karang Kurnia ditemukan berbagai jenis kerajinan, oleh-oleh dan berbagai jenis makanan, sebagai contoh lukisan, patung, pakaian anak dan dewasa, bed cover, pernak-pernik, batik, dompet. Barang-barang tersebut tidak asli dibuat oleh orang Bali melainkan banyak yang diambil dari pulau Jawa seperti batik.
Di karang kurnia juga terdapat bermacam-macam aksesoris yang dapat ditulis dengan kata-kata sesuai dengan keinginan kita. Harga-harga di Karang Kurnia lumayan murah dibandingkan. Cah Ayu atau pasar lain di Bali. Dengan lahan parker yang cukup luas dan suasana yang lumayan segar membuat pengunjung nyaman.
BAB IV
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan laporan ini. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini, sehingga bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan dalam penguraian tulisan dan lainnya, maka dari itu kami meminta maaf sebesar-besarnya. Atas kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian, akan sangat bermanfaat untukmenyempurnakan laporan ini.
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah penulis smpaikan maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Bali adalah sebuah tempat wisata yang sangat menarik. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari pulau jawa. Propinsi pulai Bali adalah Denpasar. wisata yang sangat menarik di Bali adalah kebudayaan dan wisata baharinya.
2) Objek wisata yang ada di pulai Bali sangatlah beraneka ragam, ada yang berupa wisata olah raga, ada yang berupa fasilitas yang sudah modern, wisata kebudayaan Bali yang begitu kental dan ada juga yang berupa wisata keindahan alam yang begitu terjaga keasliannya.
3) Bali bukan hanya terkenal dengan begitu banyak sektor pariwisatanya, akan tetapi terkenal dengan begitu banyaknya pusat oleh-oleh dan kerajinan tangan yang sangat menarik dan merupakan tempat surganya belanja bagi orang-orang yang berwisata kasana sebagai buah tangan saudara di rumah.
4) Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menyajikan objek-objek wisata yang berskala nasional maupun internasional. Selain itu, Bali juga merupakan daerah yang kental akan budaya dan tradisi sehingga menarik untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam dunia pendidikan.
B. Saran
1) Dengan adanya pembelajaran diluar ini siswa diharapkan mampu untuk berfikir kreatif dan inovatif sesuai dengan Kurikulum 2013
2) Semoga dengan adanya pembelajaran diluar lingkungan sekolah ini membuat siswa menjadi berfikir objektif mengenai pentingnya untuk selalu mencintai budaya bangsa. Serta tidak lupa menjaga dan melestarikan asset budaya bangsa yang lainnya.
3) Perlu adanya penambahan fasilitas-fasilitas yang masih dianggap kurang, seperti tempat parker, transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi kemajuan jasa pariwisata di Bali.
4) Biro untuk mengatur jadwal yang lebih baik agar siswa dapat menikmati wisata dan tanpa terburu-buru. Selain itu, dari siswanya sendiri agar dapat menghargai dan disiplin terhadap waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Buku perpustakaan
https://www.google.com/amp/s/tempatwisatadibali.info/sejarah-pantai-pandawa-bali/amp/
http://ulinulin.com/posts/kisah-dibalik-pantai-pandawa-bali
https://www.slideshare.net/mobile/yeniyera/laporan-kegiatan-studi-wisata-ke-bali-tahun-2016
http://mthi05.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
https://rizqiaulia567.blogspot.com/2017/09/contoh-laporan-kunjungan-karya-wisata.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pantai_Sanur